Minggu, 29 Agustus 2010

Kepompong Kupu-kupu


Suatu Hari seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Hari berikutnya ia menemukan ada lubang kecil di kepompong tersebut. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan, kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Dia menunggu dengan tidak sabar, dan merasa kasihan dengan calon kupu-kupu yang seolah-olah kehabisan tenaga untuk keluar. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil gunting dan memotong sisa cangkang dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, Sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut mengamati karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa waktunya merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. 

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesah-gesahan orang tersebut adalah bahwa cangkang kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan poses alamiah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga ia akan siap terbang begitu ia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Allah yang Maha Esa, membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “terbang”.
Mungkin kita perlu mengatakan :
“Saya memohon kekuatan….Dan Allah memberikan saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat”.
“Saya memohon kebijakan… Dan Allah memberikan saya persoalan untuk diselesaikan”.
“Saya memohon kemakmuran …Dan Allah memberikan saya otak dan tenaga untuk bekerja”.
“Saya memohon keteguhan hati…Dan Allah memberikan saya bahaya untuk diatasi”.
“Saya memohon cinta…Dan Allah memberikan orang-orang bermasalah untuk ditolong”.
“Saya memohon kemurahan dan kebaikan hati…Dan Allah memberikan saya kesempatan-kesempatan”.
“Saya memohon kesabaran…Dan Allah mengirimkan orang-orang yang menjengkelkan untuk mentraining kesabaran saya”.
Saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan… kadang Allah tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah akan memberikan yang terbaik dari yang kita minta. Kebanyakan kita tidak mengerti bahkan tidak mengenal , atau tidak mau menerima rencana Allah, kenyataanya itulah yang terbaik buat kita. Berserahlah senantiasa. Belajarlah untuk selalu tawakkal dan bersyukur.
Copied from Kisah-2 Ciptakan Nilai By Ir Jarot Wijanarko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar