Senin, 14 Maret 2022

EMAS (LOGAM MULIA )

Emas merupakan unsur kimia dengan simbol Au (Aurum) pada table periodic. Emas merupakan logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia ( campuran dari asam klorida (HCl) dan asam nitrat (HNO 3 ) pada rasio baik 3: 1 atau 4: 1). Logam ini banyak terdapat di bongkahan (nugget emas) atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial (endapan). Titik lebur Emas kedalam bentuk cair berada pada suhu sekitar 1000˚C (derajat Celsius).

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Emas memiliki kekerasan berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya berupa kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, meiliki kandungan perak di dalamnya >20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu Endapan primer dan Endapan plaser. Source

Emas sebagai Logam Mulia

Emas disebut sebagai logam mulia karena bukan karena emas termasuk dalam logam langka yang sulit ditemukan, Namun melainkan karena panjangnya proses ekstraksi yang dilalui untuk bisa menemukan kandungan emas dalam logam tersebut, yang sulit untuk dilakukan dengan teknologi pada zaman dulu. Berikut 4 alasan kenapa Emas disebut sebagai Logam Mulia.

1. Unsur Kimia

Emas dikenal dengan nama Aurum dengan simbol Au Di dalam tabel periodik kimia. Emas merupakan satu dari 49 elemen yang berada di “zona transisi”, atau elemen yang terletak di bagian tengah dari tabel periodik bersama besi, aluminium, tembaga, dan perak. Dimana dari ke-49 elemen tersebut, emas merupakan salah satu dari 8 (delapan) logam yang mudah untuk dilelehkan dan dibentuk ke dalam bentuk-bentuk yang diinginkan. Artinya, memecah nilai emas ke dalam beberapa bentuk terbilang sangat mudah.

Selain itu emas terbukti tidak pernah menunjukkan perubahan bentuk atau bereaksi terhadap elemen kimia lainnya (seperti bereaksi terhadap sulfur atau besi yang bereaksi terhadap proses oksidasi) sehingga, emas menjadi logam yang tidak pernah berkarat. Dalam Artian, emas tidak akan mengalami perubahan bentuk dan akan tetap sama walaupun 1.000 tahun mendatang. Unsur kimia inilah yang membuat emas lebih “mulia” dibanding logam-logam lainnya. Sehingga dengan keistimewaan emas yang tahan akan korosi, membuat nilai, berat, dan kandungan emas pun pada dasarnya akan tetap sama seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang membuat emas layak untuk dijadikan sebagai instrumen penyimpan kekayaan oleh masyarakat

2. Biaya Produksi

Harga emas tidak ditentukan oleh organisasi mana pun, melainkan, tergantung dari ongkos produksi yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapatkan emas, mulai dari proses menambang dari tanah, kemudian melakukan ekstraksi dan memurnikannya. Berbeda dengan emas, logam lain (selain emas) proses untuk mendapatkannya relatif mudah, sehingga beberapa organisasi bisa menetapkan harga acuan terhadap jenis-jenis logam yang lain tersebut.

Salah satu alasan mengapa emas susah didapatkan, karena emas berada jauh dari permukaan bumi, yaitu emas berada pada lapisan mantel bumi, satu lapis lebih dalam dari bagian kerak bumi. sehingga biaya menambang emas menjadi lebih mahal dibandingkan logam lainnya.

Emas menjadi logam yang memiliki popularitas dan kelangkaan, yang menyebabkan emas menjadi logam dengan nilai jual yang tinggi. Dikarenakan popularitas, nilai emas terus mengalami kenaikan dan cenderung memiliki harga yang tetap.

3. Hasil Konstruksi Sosial

Sejak zaman peradaban Mesir hingga Inca, emas sudah memiliki tempat tersendiri bagi masyarakat. Baik itu secara aktual maupun secara simbolis. Nilai emas yang terkandung di dalamnya adalah bentuk dari konstruksi sosial, di mana hampir semua orang setuju bahwa dari dulu, atau di masa yang akan datang, emas memiliki nilai berharga.

Emas juga bisa menjadi sesuatu yang kuantitatif dan berwujud, seperti uang. Namun pada saat yang sama, emas juga dapat merefleksikan sesuatu yang fana, imajiner. Seperti perasaan nyaman, senang, bahagia.

Oleh karena itu, emas juga kerap dikatakan mengandung nilai psikologis dan hakikat pengalaman manusia. Tidak melulu soal nilai dari barang tersebut, tetapi lebih dalam lagi, emas juga membincang soal hati dan juga konsep diri. Hal itu pula yang membuat emas dianggap sebagai logam mulia

Namun, beberapa orang beranggapan bahwa emas tidak memiliki nilai intrinsik. Bahkan dikatakan dalam lingkungan ekonomi modern, mata uang kertas adalah uang yang tepat untuk dijadikan alat untuk bertransaksi, sementara emas hanya berharga sebagai bahan pembuat perhiasan.

Dalam dunia moneter, terdapat dua macam nilai pembentuk mata uang yakni nilai intrinsik dan nilai nominal. Nilai intrinsik merupakan nilai bahan untuk membuat mata uang, sedangkan nilai nominal adalah nilai yang terdapat dalam mata uang yang diperdagangkan.

4. Bahan Barter

Namun, posisi emas sebagai logam mulia pun bukan status yang mutlak. Sebab ternyata, ada juga “pesaing” emas dalam memperoleh status logam mulia seperti platinum atau paladium. Dua logam tersebut juga dianggap tahan terhadap sedikit korosi, namun jarang untuk dijadikan koin sebagai sarana perdagangan lantaran keduanya baru bisa dilelehkan dalam suhu yang tinggi.

Instrumen emas juga disebut sebagai pilihan logis untuk sistem pertukaran alias barter. Dalam keadaan bencana, di mana uang kertas dan sistem moneter tidak begitu mendukung, banyak orang akan kembali ke emas. Bahkan bisa dibilang bahwa emas adalah satu-satunya zat di bumi untuk bisa digunakan dalam berbagai hal dan kondisi, termasuk keberlanjutan. Source