Emas merupakan unsur kimia dengan
simbol Au (Aurum) pada table periodic. Emas merupakan logam
transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat,
"malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat
kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia ( campuran dari asam klorida (HCl) dan asam
nitrat (HNO 3 ) pada rasio baik 3: 1 atau 4: 1).
Logam ini banyak terdapat di bongkahan (nugget emas) atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial (endapan). Titik lebur Emas kedalam
bentuk cair berada pada suhu sekitar 1000˚C (derajat Celsius).
Emas merupakan logam yang
bersifat lunak dan mudah ditempa. Emas memiliki kekerasan berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral
ikutan tersebut umumnya berupa kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar,
dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral
pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah
paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon,
dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, meiliki
kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak
dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua
yaitu Endapan primer dan Endapan plaser. Source
Emas sebagai Logam Mulia
Emas disebut sebagai logam mulia karena bukan karena emas termasuk dalam
logam langka yang sulit ditemukan, Namun melainkan karena panjangnya proses
ekstraksi yang dilalui untuk bisa menemukan kandungan emas dalam logam
tersebut, yang sulit untuk dilakukan dengan teknologi pada zaman dulu. Berikut 4 alasan kenapa Emas disebut sebagai Logam Mulia.
1.
Unsur Kimia
Emas dikenal dengan nama Aurum
dengan simbol Au Di dalam tabel periodik kimia. Emas merupakan satu dari 49 elemen
yang berada di “zona transisi”, atau elemen yang terletak di bagian tengah dari
tabel periodik bersama besi, aluminium, tembaga, dan perak. Dimana dari ke-49
elemen tersebut, emas merupakan salah satu dari 8 (delapan) logam yang mudah
untuk dilelehkan dan dibentuk ke dalam bentuk-bentuk yang diinginkan. Artinya,
memecah nilai emas ke dalam beberapa bentuk terbilang sangat mudah.
Selain itu emas terbukti tidak
pernah menunjukkan perubahan bentuk atau bereaksi terhadap elemen kimia lainnya
(seperti bereaksi terhadap sulfur atau besi yang bereaksi terhadap proses
oksidasi) sehingga, emas menjadi logam yang tidak pernah berkarat. Dalam Artian,
emas tidak akan mengalami perubahan bentuk dan akan tetap sama walaupun 1.000
tahun mendatang. Unsur kimia inilah yang membuat emas lebih “mulia” dibanding
logam-logam lainnya. Sehingga dengan keistimewaan emas yang tahan akan korosi, membuat
nilai, berat, dan kandungan emas pun pada dasarnya akan tetap sama seiring
berjalannya waktu. Hal inilah yang membuat emas layak untuk dijadikan sebagai
instrumen penyimpan kekayaan oleh masyarakat
2. Biaya
Produksi
Harga emas tidak ditentukan oleh
organisasi mana pun, melainkan, tergantung dari ongkos produksi yang harus
dikeluarkan untuk bisa mendapatkan emas, mulai dari proses menambang dari
tanah, kemudian melakukan ekstraksi dan memurnikannya. Berbeda dengan emas,
logam lain (selain emas) proses untuk mendapatkannya relatif mudah, sehingga
beberapa organisasi bisa menetapkan harga acuan terhadap jenis-jenis logam yang
lain tersebut.
Salah satu alasan mengapa emas
susah didapatkan, karena emas berada jauh dari permukaan bumi, yaitu emas
berada pada lapisan mantel bumi, satu lapis lebih dalam dari bagian kerak bumi.
sehingga biaya menambang emas menjadi lebih mahal dibandingkan logam lainnya.
Emas menjadi logam yang memiliki
popularitas dan kelangkaan, yang menyebabkan emas menjadi logam dengan nilai
jual yang tinggi. Dikarenakan popularitas, nilai emas terus mengalami kenaikan
dan cenderung memiliki harga yang tetap.
3. Hasil
Konstruksi Sosial
Sejak
zaman peradaban Mesir hingga Inca, emas sudah memiliki tempat tersendiri bagi
masyarakat. Baik itu secara aktual maupun secara simbolis. Nilai emas yang
terkandung di dalamnya adalah bentuk dari konstruksi sosial, di mana hampir
semua orang setuju bahwa dari dulu, atau di masa yang akan datang, emas
memiliki nilai berharga.
Emas
juga bisa menjadi sesuatu yang kuantitatif dan berwujud, seperti uang. Namun
pada saat yang sama, emas juga dapat merefleksikan sesuatu yang fana, imajiner.
Seperti perasaan nyaman, senang, bahagia.
Oleh
karena itu, emas juga kerap dikatakan mengandung nilai psikologis dan hakikat
pengalaman manusia. Tidak melulu soal nilai dari barang tersebut, tetapi lebih
dalam lagi, emas juga membincang soal hati dan juga konsep diri. Hal itu pula
yang membuat emas dianggap sebagai logam mulia
Namun,
beberapa orang beranggapan bahwa emas tidak memiliki nilai intrinsik. Bahkan
dikatakan dalam lingkungan ekonomi modern, mata uang kertas adalah uang yang
tepat untuk dijadikan alat untuk bertransaksi, sementara emas hanya berharga
sebagai bahan pembuat perhiasan.
Dalam
dunia moneter, terdapat dua macam nilai pembentuk mata uang yakni nilai
intrinsik dan nilai nominal. Nilai intrinsik merupakan nilai bahan untuk
membuat mata uang, sedangkan nilai nominal adalah nilai yang terdapat dalam
mata uang yang diperdagangkan.
4. Bahan
Barter
Namun, posisi
emas sebagai logam mulia pun bukan status yang mutlak. Sebab ternyata, ada juga
“pesaing” emas dalam memperoleh status logam mulia seperti platinum atau
paladium. Dua logam tersebut juga dianggap tahan terhadap sedikit korosi, namun
jarang untuk dijadikan koin sebagai sarana perdagangan lantaran keduanya baru
bisa dilelehkan dalam suhu yang tinggi.
Instrumen emas
juga disebut sebagai pilihan logis untuk sistem pertukaran alias barter. Dalam
keadaan bencana, di mana uang kertas dan sistem moneter tidak begitu mendukung,
banyak orang akan kembali ke emas. Bahkan bisa dibilang bahwa emas adalah
satu-satunya zat di bumi untuk bisa digunakan dalam berbagai hal dan kondisi,
termasuk keberlanjutan. Source